Like a circle, it's just how it is.
“Karena nila setitik, rusak susu sebelanga”, sebuah pribahasa yang setiap hari ku putar ulang dalam pikiran layaknya lagu favorite di spotify urutan ter-atas.
Tak sepatutnya kita melihat orang dari kesalahan kecil yang menghapus kebaikannya selama ini. Ya, ku sadar akan itu. Tapi aku hanyalah manusia biasa, ego besar masih disitu, kesabaran masih perlu diasah, Ia membuatku bingung.
"Hadapi dengan tenang, jangan sampai kamu lost" -kata seseorang yang peduli padaku.
Kini, ku harus selamatkan diriku (lagi). Entah aku sedang melawan, atau mungkin sekarang sedang cari pembenaran. Aku telah kehilangan spark-ku, sementara ini, karena peristiwa 'repetitive' ini ada lagi.
Hati ku sedang tidak bisa merasakan apa-apa. Aku yakin hatiku sedang diserang iblis, dan Ia sedang tertawa kini melihatku muram. Tapi ah sudahlah, kuijinkan ia kali ini menyerang, tapi esok aku yakin akan kubalas dengan indah setelah aku bereskan 'repetitive' feelings ini.
Aku sempat sangat percaya, namun akhirnya kecewa. Sempat pernah sangat yakin bahwa ‘seseorang’ ini tidak melakukannya lagi, namun, lagi lagi ditimbulkannya lagi perasaan kecewa itu. Wow. Mudah sekali aku terjatuh. Mudah juga Ia menjatuhkan harapanku.
Karena pada akhirnya ialah tentang belajar memaafkan, menerima. Tak ada manusia yang sempurna, semua pasti buat salah. Dan ketika jatuh lagi dalam kesalahan, memaafkan lagi dan menerima. Repeat action, bukan?
Capek? Tentu.
Tapi kalo presentase capek lebih besar daripada legowonya, berarti kesabaran kita masih perlu diasah.
Polanya berulang? Iya.
Berarti kamu sadar dan paham bagaimana menata hatimu kembali, sekali lagi.
Perasaanmu jadi kebas? Iya.
Jika peristiwa repetitive ini bikin kamu jadi gak bisa ngerasain apa-apa, berarti ada 2 kemungkinan; kamu mahir dalam menata emosi hatimu, atau kamu mengabaikannya karena kau tahu life must go on.
Yang mana? You know if you know.
Kini ku sadar, bahwa; jangan percaya manusia, jangan berharap pada manusia. Percayalah pada Tuhan dan bergantunglah pada-Nya.
Cause at the end, you only have yourself.
Komentar
Posting Komentar